SYEIKH ABU YA’QUB AL BISHRI suatu
saat ketika berada di Makkah menderita kelaparan selama 10 hari.
Akhirnya Abu Ya’qub Al Bishri memutuskan untuk pergi ke padang pasir
guna mencari hal yang bisa dimakan.
Sesampainya di padang pasir ia menemui
sayur lobak terbuang yang sudah busuk, kemudian Abu Ya’qub Al Bishri pun
mengambilnya. Namun kemudian di dalam hati Abu Ya’qub muncul perasaan
jijik, seakan-akan sayur itu mengatakan padanya,”Kamu datang selama 10
hari, dan diakhirnya jatahmu hanya lobak busuk”. Abu Ya’qub pun akhirnya
melempar lobak itu dan ia kembali masuk ke Masjid Al Haram.
Tak lama kemudian datanglah seorang
laki-laki datang Abu Ya’qub Al Bishri dengan membawa bungkusan besar
lalu mengatakan,”Ini untuk Anda”.
Abu Ya’qub pun bertanya kepada lelaki itu,
kenapa ia sampai mengkhususkan bungkusan itu kepadanya. Laki-laki itu
pun menjelaskan bahwa sebelumnya ia bersama teman-temannya berada di
sebuah kapal yang hendak tenggelam di laut dan saat itu semua yang
berada di atas kapal bernadzar jika selamat. Sedangkan laki-laki itu
bernadzar akan memberikan bungkusan yang seharga 500 dinar itu kepada
orang yang pertama kali ia lihat saat berada di masjid Al Haram, dan
ternyata orang itu adalah Abu Ya’qub Al Bishri.
Abu Ya’qub pun meminta lelaki itu membuka
bungkusan tersebut, yang ternyata di dalamnya terdapat berbagai macam
makanan mewah antara lain roti samid, biji-biji almound, gula dan
semacamnya. Abu Ya’qub pun mengambil sebagian dan sisanya ia hadiahkan
kembali kepada anak-anak lelaki tersebut.
Setelah mengalami peristiwa yang tidak
terduga itu Abu Ya’qub pun berkata dalam hati,”Wahai jiwaku, rizkimu
berjalan kepadamu selama 10 hari, sedangkan engkau mencarinya di padang
pasir”. (Raudh Ar Rayahin, hal. 114,115)
0 comments:
Posting Komentar