Istighfar : Solusi Segala Masalah

Istighfar : Solusi Segala Masalah
Amal ibadah pertama yang akan kita bahas adalah istighfar. Amalan ini disebut dalam al-Qur'an sebagai salah satu sifat dari hamba Allah yang bertaqwa (QS Ali 'Imran : 133 - 135). Selain sebagai salah satu karakteristik dari orang bertaqwa, amalan ini sungguh istimewa. Dalil-dalil yang membahas mengenai istighfar menyebutkan betapa ia dapat menjadi solusi segala masalah. Artinya masalah apapun yang kita hadapi dan kita merasa berat menjalaninya dapat diatasi dengan satu solusi, yaitu istighfar. Adapun dasarnya adalah dari dalil-dalil berikut ini :


Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar pada setiap kesukarannya, dan memberinya rezeki tanpa diduga-duga."
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

Suatu hari Rasulullah SAW tengah berkumpul bersama sejumlah sahabatnya di masjid. Kemudian masuklah empat orang lelaki. Setiap dari mereka datang membawa masalah yang ingin disampaikan kepada Rasulullah SAW. Orang pertama mengeluh karena di daerahnya sudah lama tidak turun hujan. Rasulullah SAW menasehatinya,"Beristighfarlah". Orang kedua mengeluh karena sudah lama menikah tapi belum dikaruniai keturunan. Rasulullah SAW bersabda,"Beristighfarlah". Orang ketiga mengeluhkan kesulitan ekonominya. Rasulullah SAW lalu berkata,"Beristighfarlah". Orang keempat mengeluhkan tanah pertaniannya yang sudah tidak subur lagi. Lagi-lagi beliau SAW bersabda,"Beristighfarlah". Abu Hurairah yang saat itu ada bersama mereka terheran-heran, kemudian ia bertanya kepada Nabi,"Ya Rasulullah, mengapa masalah yang berbeda-beda tetapi penawarnya hanya satu?" Rasulullah SAW kemudian membaca surat Nuh 10 - 12 :
 "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Dua hadis diatas cukuplah menjadi bukti yang menunjukkan bahwasanya istighfar adalah amalan yang sangat manjur untuk mengangkat setiap masalah dan segala kesulitan hidup. Berikutnya kita akan membahas keistimewaan amalan istighfar yang berkaitan dengan rezeki.

Istighfar akan memudahkan dan melapangkan rezeki.
Mengenai hal ini telah jelas disebutkan dalam al-Qur'an :
 
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. [QS 71 : 10-12]

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan,"Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepada-Nya dan kalian senantiasa menaati-Nya, niscaya Dia akan membanyakkan rezeki kalian, menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan hewan ternak untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang didalamnya terdapat bermacam buah-buahan untuk kalian, serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu (untuk kalian)."

Selain dalil dari al-Qur'an terdapat pula dalil yang bersumber dari Hadis. Diantara dalil-dalil yang bersumber dari Hadis adalah dalil berikut :

"Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar pada setiap kesukarannya, dan memberinya rezeki tanpa diduga-duga."
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

"Barangsiapa yang merasa rezekinya lambat atau tersendat-sendat, maka hendaknya Ia beristighfar kepada Allah."
(HR. Baihaqi dan Ar-Rabi'i)

Agar Istighfar Membuka Pintu Rezeki
Sebenarnya bagaimana cara beristighfar yang harus kita lakukan agar ia dapat membuahkan hasil : memudahkan rezeki dan membukakan jalan keluar setiap masalah dan kesulitan?
Jika kita menilik lagi kepada sabda Rasulullah SAW :

"Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar pada setiap kesukarannya, dan memberinya rezeki tanpa diduga-duga."
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

Maka kita akan mendapati ada kata kunci yang tersurat disana, yaitu kata "memperbanyak" atau dalam lafadz bahasa arab : "aktsara". Dalam riwayat lain disebutkan lafadz "lazima" atau melazimkan atau membiasakan. Jadi kuncinya ada pada memperbanyak, melazimkan, atau membiasakan istighfar. Maka dari itu Allah akan melapangkan setiap kesusahan, membukakan jalan keluar dan memberi kita rezeki yang tak terduga dengan jalan membiasakan istighfar.

Kata "memperbanyak" dan "membiasakan" berarti bukanlah jenis pekerjaan yang bisa membuahkan hasil dengan hanya sekali dua kali kerja. Ia adalah jenis pekerjaan yang baru dapat membuahkan hasil dengan cara dilakukan terus menerus, kontinu dan berkesinambungan. Oleh karena itu jika kita melakukan hanya sekali dua kali atau jika kita tidak berkesinambungan atau kumat-kumatan, sehari beristighfar besoknya ditinggalkan lalu besoknya lagi diamalkan lagi maka bisa jadi Allah menunda pertolongan-Nya, karena kita juga seenaknya sendiri dalam mengamalkannya. Untuk itu dibutuhkan tools lainnya sebagai penunjang keberhasilan istighfar kita, tools itu adalah keyakinan yang kuat, keikhlasan, kesungguhan, dan kesabaran. Kalau kita tidak yakin, maka kita pun juga tidak akan bersungguh-sungguh dalam menjalaninya, jika kita tidak bersungguh-sungguh maka sulit untuk ikhlas, jika kita tidak ikhlas maka kita tidak akan sabar, apabila kita tidak sabar, sudah barang tentu kita tidak akan sanggup membiasakan istighfar, dan sudah tentu Allah akan menunda pertolongan-Nya sampai kita bisa "memperbanyak" atau bisa "membiasakan".

Dalam hal pembiasaan istighfar ini sebenarnya sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dimana dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim didapati bahwasanya Rasulullah SAW setiap hari tidak pernah lupa beristighfar, dan dalam 1 hari beliau bisa beristighfar tidak kurang dari 70 kali, bahkan dalam suatu riwayat bisa sampai 100 kali.

Dalam hal ini ada salah seorang sahabat yang menghitung Rasulullah SAW mengucapkan lafadz "Robbighfirli watub 'alayya.." (Ya Allah ampunilah aku dan aku bertaubat kepada Mu..) lebih dari 70 kali.

Cara beristighfar kepada Allah
Ada baiknya kita mendengarkan pendapat dari Imam Al-Ghazali dalam perkara ini. Imam Ghazali berkata,"Menurutku istighfar di lisan saja adalah merupakan kebaikan, karena gerakan lisan yang beristighfar masih lebih baik daripada seseorang yang gahibah atau berkata-kata yang tiada manfaatnya, ia juga lebih baik daripada lisannya diam. Namun ia akan kurang nilainya jika dibandingkan dengan amal hati."

Imam Ghazali juga berkata,"Yang termasuk taubatnya pendusta adalah istighfar yang hanya di lisan saja tetapi hatinya tidak ikut serta. Karena hatinya tidak berniat untuk memohon ampun."

Dalam hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya doa yang paling utama adalah doa yang keluar dari hati yang bersungguh-sungguh dan tekun. Itulah doa yang didengar dan diijabah, walaupun doanya sedikit."
(HR. Al-Hakim)

Oleh karena itu saat kita beristighfar, kita tidak hanya melakukan dengan lisan semata, namun hati dan perbuatan kita juga kita ikut sertakan. Saat lisan kita memohon ampun kepada Allah dengan lafadz-lafadz istighfar yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, hati kita menerjemahkan apa yang kita baca dan meresapi dengan sungguh-sungguh. Buat hati kita menyesali perbuatan dosa kita, dan adakan niat untuk berhenti dari dosa, lalu kita ganti dengan perbuatan-perbuatan yang mendatangkan keridhoan Allah.

Istighfar yang dilakukan dengan hati, lisan dan perbuatan inilah yang paling baik. Maka dari itu hal inilah yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan pertolongan dari Allah.

Mereka yang sudah mendapatkan pertolongan Allah dengan Istighfar.
 
  • Dalam buku "At-Tadawi bil istighfar" halaman 52 Karya Hasan bin Ahmad Hammam, dikisahkan bahwa dengan istighfar dagangan akan menjadi laris.
Dalam kitab tersebut diceritakan "Seorang lelaki pergi ke pasar untuk menjual dagangannya. Waktu itu pasar penuh sesak dengan penjual dan pembeli. Dia duduk di tempat yang disiapkan untuk jualan dan menjajakan dagangannya. Waktu berlangsung lama tapi tak seorangpun tertarik dengan dagangannya. Orang-orang hanya melihat lalu pergi. Dia sangat membutuhkan uang sehingga mau tidak mau harus menjual barang dagangannya. Waktu sudah berjalan cukup lama namun tak seorangpun membeli dagangannya.

Dia merasa sempit dan berfikir keras apa yang arus dilakukan. Seketika dia ingat sebuah Hadis (Hadis keutamaan istighfar) yang pernah didengarnya dari imam masjid. Maka diapun mulai beristighfar dan terus beristighfar.

Dia bercerita, "Demi Allah, tatkala saya mulai beristighfar orang-orang mulai datang, yang ini ingin membeli yang lain juga ingin membeli, yang lain lagi menaikkan tawaran lebih tinggi, mereka berebut untuk membeli dagangan saya.

Aku pulang dengan membawa banyak uang, sementara air mataku menetes karena selama ini telah melalaikan barang yang sangat berharga. yakni istighfar maka lidahku tak henti-hentinya memuji alhamdu lillahi Rabbil Alaimin".
  • Diceritakan, seorang pria mendatangi Imam masjid Nabawi di kota Madinah, Arab Saudi. Pria tersebut menyampaikan keluhan kepada imam masjid bahwa ia telah beberapa tahun menikah namun belum juga dikaruniai keturunan oleh Allah SWT. Berbagai terapi medis telah dijalani bersama sang isteri, akan tetapi semua ikhtiar tersebut belum membuahkan hasil. Pria tersebut mengharapkan agar sang imam berkenan untuk mendoakannya agar Allah berkenan untuk mengkaruniai keturunan.

Sang imam pun bersedia untuk mendoakan pria tersebut. Namun imam juga meminta agar pria tersebut juga tetap berdoa serta rajin membaca istighfar. Pria itu pun menuruti nasehat sang imam. Kemudian pria tersebut semakin rajin berdoa dan membaca istighfar. Selang beberapa waktu pria tadi datang kembali menemui sang imam dengan wajah berseri-seri, ia menyampaikan terima kasih karena akhirnya isterinya telah positif hamil.
  • Suatu waktu, kemarau panjang menerpa negeri muslimin. Amirul mukminin, Umar bin al-Khattab tak mau tinggal diam. Beliau berinisiatif memohonkan hujan. Akan tetapi, bukannya salat istisqa’ seperti yang direncanakan Umar pada awalnya melainkan beliau seorang diri hanya melafalkan kalimat-kalimat istighfar. 
Namun ternyata Istighfar Umar bukan sembarang istighfar. Tapi istighfar yang penuh ijabah. Benar saja, tak lama kemudian, hujan deras membasahi tanah muslimin. Seseorang yang keheranan langsung bertanya, “Bagaimana bisa Anda memohon hujan hanya dengan membacakan istighfar?”. Dengan enteng, Umar ra berujar, “Aku memohon hujan dengan kunci-kunci langit.
  • Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jika beliau sedang mendapat masalah yang cukup berat, solusinya adalah dengan memperbanyak istighfar. "Jika masalah yang saya hadapi mengalami kebuntuan (sulit menemukan solusinya), saya beristighfar kepada Allah sebanyak seribu kali. Allah pun memberi saya jalan keluarnya." Itulah pengakuan dari seorang ulama besar yang menjadi guru dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Wallahu a'lam bishowab

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Istighfar : Solusi Segala Masalah ini dipublish oleh Unknown pada hari Selasa, 27 Januari 2015. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Istighfar : Solusi Segala Masalah
 

0 comments:

Posting Komentar