“Cepat sekali ya ki…” Kata Maula
“Apanya yang cepat Nak Mas….?” Tanya Ki Bijak.
“Sebelumnya ana sama sekali tidak mengenal beliau, tiba-tiba ditahun 1999 beliau muncul dan menjadi presiden hingga tahun 2001, dan sekarang, beliau wafat….sepuluh tahun rasanya demikian cepat…..” Kata Maula.
“Memang benar Nak Mas,waktu satu tahun, sepuluh tahun atau bahkan tujuh puluh tahun jatah umur yang diberikan kepada kita adalah waktu yang teramat singkat, maka akan merugilah mereka yang tidak menggunakan waktunya dengan baik, karena waktu tidak mungkin menunggu kita, karena tidak mungkin umur kita akan bertambah jika kita berleha-leha, karena tidak mungkin kematian akan menjauh sekalipun kita berlari menghindarinya, saat itu, saat kematian, pasti akan datang pada siapapun, jika hari ini Gus Dur dipanggil pulang, entah esok atau lusa, giliran kitapun pasti kan tiba…..” Kata Ki Bijak.
“Iya Ki, beliau meninggalkan demikian banyak cerita ditengah kita sepanjang kiprahnya, ada yang pro, pun ada yang kontra…..” Kata Ki Bijak.
“Setiap orang, pasti memiliki dua sisi, layaknya purnama yang memancarkan cahaya benderang dilintasan bumi yang dilaluinya, sementara dibelahan bumi lain, mungkin mengalami gulita, pun dengan kita, pun dengan Gus Dur, beliau mungkin akan laksana purnama yang memancarkan sinar terang bagi mereka yang sejalan dengan ide dan pemikirannya, tapi akan meninggalkan beribu tanda tanya pada mereka yang ‘membelakangi’ atau berseberangan dengan beliau, tapi itulah romantikanya, kita harus bisa menyikapinya sebagai sebuah ayat dan tanda kebesaran Allah yang telah menciptakan manusia dengan beragam karakter, dengan beragam type, dengan beragam kelebihan, dengan beragama kekurangan pula, semuanya menuntun kita pada satu titik, yaitu kebesaran Allah Yang Maha Menciptakan…….” Kata Ki Bijak.
“Ki..masih terngiang ditelinga ana nasehat Aki tentang kematian, tentang Dzikrul Maut, kalau Aki berkenan, ana ingin Aki mengulang nasehat mengenai hal ini lagi ki…………….” Kata Maula.
Ki Bijak menghela nafas panjang; “Setiap mahluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, tak peduli siapapun ia, pakah ia seorang presiden atau hanya seorang pengamen, apakah ia seorang raja, atau hanya rakyat jelata, laki-laki, perempuan, tua-muda, anak-anak atau bahkan bayi yang baru dilahirkanpun bisa meninggal, hanya kita tidak tahu kapan dan dimana saat kematian kita itu akan datang…..” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat ke 34 dari surat Lukman;
34. Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok[1187]. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
[1187] Maksudnya: manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha.
“Salah satu hikmah dirahasiakannya saat dan tempat dimana kita akan mati adalah agar kita senantiasa bersiap menyambut kedatangannya, agar kita senantiasa berusaha untuk mati dalam keadaan husnul khotimah, karena bagi kita selaku orang beriman, kematian bukanlah akhir dari segalanya, kematian ‘hanyalah’ gerbang untuk memasuki kehidupan abadi dinegeri akhirat, setelah sebelumnya kita ‘transit’ dialam barzah hingga kiamat tiba……” Kata Ki Bijak lagi.
Maula diam, mentafakuri setiap untaian kata dari gurunya;
“Allah menggambarkan dengan indah bagaimana akhir kehidupan dunia ini dan kehidupan setelahnya, yakni kehidupan akhirat dalam surah Al Haqqah…..;
13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup[1507]
14. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
15. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,
16. Dan terbelahlah langit, Karena pada hari itu langit menjadi lemah.
17. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
18. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
[1507] Maksudnya: ialah tiupan yang pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur.
“Dan setelah kejadian itu, akan ada dua golongan besar manusia dihadapan Allah, yaitu mereka yang menerima kitab catatan amalnya ditangan kanan, dan mereka yang menerima catatan amalnya ditangan kiri……………” Kata Ki Bijak lagi.
“Mereka yang mendapatkan kitab catatan amalnya ditangan sebelah kanan, adalah mereka yang akan memdapatkan kehidupan akhirat yang diridhai, berada disurga yang tinggi dengan segala fasilitas kenikmatan yang tiada banding dari Allah swt……”
“Sementara mereka yang menerima catatan amalnya ditangan sebelah kiri, adalah mereka yang akan menyesali kelalaiannya dalam memanfaatkan jatah umurnya didunia, sebagaimana Allah gambarkan dalam lanjutan surat Al Haqqah…;
25. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).
26. Dan Aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.
27. Wahai kiranya kematian Itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
28. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
29. Telah hilang kekuasaanku daripadaku."
“Dan tiada lain balasan bagi mereka selain siksa Allah yang sangat pedih tiada terperi……..” Lanjut Ki Bijak sambil meneruskan jenis penderitaan yang akan dialami mereka yang menerima catatan amalnya ditangan kiri;
30. (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.
31. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
32. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
33. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha besar.
34. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
35. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari Ini di sini.
36. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
37. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
“Ana jadi merinding mendengarnya Ki……” Kata Maula
“Karenanya, mumpung kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah; pergunakanlah waktu yang kita miliki sebaik mungkin, semata untuk mengabdi kepada Allah, agar kelak…., ketika saat kematian menghampiri kita, kita sudah memiliki bekal untuk perjalanan panjang yang abadi diakhirat kelak……….” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki…..ya Allah berikan hamba kemampuan untuk senantiasa beribadah dan mengabdi kepada_Mu sepanjang sisa umur hamba…, ya Allah..,jangan pernah langkahkan kaki ini lagi tanpa bimbingan_Mu, jangan pernah ayunkan tangan ini tanpa petunjuk_Mu……, Ya Rabb..,hanya kepada_Mu hamba mengabdi, dan hanya kepada_Mu hamba mohon pertolongan, jadikanlah akhir hidup hamba kelak akhir hidup yang khusnus khotimah…..amiiiin…” Maula memanjatkan doa kepada Allah swt.
“Amiiiiin…..” Ki Bijak mengamini.
Wassalam
sumber : http://www.insanislam.com/kibijak/144-lagi-sebuah-nasehat-yang-bernama-kematian-.html
0 comments:
Posting Komentar